<a href=http://zawa.blogsome.com>Zawa Clocks</a>

Minggu, 28 Juli 2013

Kuliner Bebek Peking

Kuliner Bebek Peking
      Sebelumnya aku tidak begitu suka makan daging bebek. Kecuali karena aromanya yang apek, juga karena dadingnya alot. Pernah juga makan disebuah tempat makan specialis daging bebek, memang rasanya enak, kering, gurih dan tidak apek. Tapi karena penyajiannya langsung dicampur dengan sambal aku jadi kapok. Maklum engga bisa makan makanan yang pedes banget.
      Perkenalanku dengan Bebek Peking adalah karena temanku yang bekerja di Restoran Bebek Peking.
Kami sudah lama tidak bertemu. Dia menawarkan untuk bertemu ditempatnya bekerja. Yah..sekalian wisata kuliner. Akupun menawarkan rencana ke teman-teman yang lain yang mengenalnya. 
Kami bersembilan berangkat habis pulang kerja. ternyata laokasinya mudah ditemukan, yaitu Restoran DeKwek deket Sumarecon Mall Serpong. Atau kami biasa menyebutnya Gading Serpong.   
     Biarpun temanya Bebek Peking ternyata makanan disini halal lho...  Kedatangan kami langsung disambut oleh temenku, haha..berasa jadi tamu istimewa. Selintas pandang menu Bebek Peking lebih mirip sama ayam. Kecuali karena ukurannya yang besar juga terlihat dagingnya lebih banyak.
Kamipun langsung memesan makan, engga banyak yang kami pesan, cuma 4 porsi Nasi Goreng Bebek Peking Pedas, 4 porsi Paha Bebek Peking Goreng, 1 porsi Dada Bebek Peking Goreng, 2 porsi Cah Kangkung, 1 porsi Tempe Penyet. Kami hanya memesan 1 botol air mineral,  karena dimeja yang kami tempati sudah terseda 10 teh manis dan Kurma untuk berbuka puasa.

     Setelah sholat magrib kami menyantab makan, dengan macam-macam gaya. Ada yang terus makan  sambil sesekali mengelap keringat yang bercucuran dengan tissue. Ada pula yang makan sambil berulang kali bilang pedes tapi enak. Ada yang berkali kali menambahkan Saos atau sambel kedalam piringnya.
Aku yang tak suka pedes, hanya menikmati rasanya bebek peking goreng yang gurih dan dadingnya yang empuk, bener-bener mirip dengan ayam goreng. Potongannya yang begitu besar membuatku kenyang.
    Secara keseluruhan Bebek Peking Enak, teman-temanku juga sependapat. Dan berapa kami harus membayar?... hanya Rp. 189.500,- sudah termasuk pajak.  Wow..aku pikir tadinya akan habis sekitar Tiga ratus ribu.  Setelah dijelasin sama temenku yang kerja disitu aku baru mengerti, kami memdapat diskon 25% karena diantara kami ada yang menggunakan operator seluler PT. Indosat. dan tajil berbuka puasa diberikan secara gratis. Wah tetep saja terasa murah. karena jika dihitung per orang cuma bayar kurang dari Rp 20 ribu. Sama dengan seporsi Ayam goreng di rumah makan padang langgananku. Bisa dijadikan langganan nih...

Minggu, 21 Juli 2013

TAMAN KOTA II BSD


     Aku memang berasal dari sebuah kampung di Magelang, enggak kampung banget sih. Soalnya Magelang sudah lebih dulu menjadi Kota Madya (Kodya). Yang aku maksud adalah suasananya. Magelang adalah sebuah kota dengan hawa sejuk, seperti suasana di pedesaan.
Tempat tinggalku sekarang adalah di Tangerang Selatan, sebuah kota baru yang bertetangga dengan ibu kota Indonesia (Jakarta).
    Karena bersebelahan dengan ibukota maka pertumbuhan Kota Tangerang Selatan berkembang pesat, banyak pembangunan disana-sini. Kota ini sekarang sudah berubah menjadi kota yang ramai dan panas. Kadang aku merasa kangen pada suasana sejuk seperti di pedesaan seperti di Magelang.
Di tangah kota yang panas ini ternyata mempunyai tempat dimana kita bisa bersantai menikmati udara sejuk. Ditempat ini aku bisa menikmati kembali hawa sejuk dan suasana pedesaan.
    Iya...kota ini memiliki taman kota, tidak hanya satu tapi dua buah. Yang biasa kami menyebutnya Taman Kota I dan Taman Kota II. Dibangun dan dikelola oleh pengembang perumahan yaitu Bumi Serpong Damai (BSD). Tidak dipungut biaya untuk masuk lokasi alias GRATIS. paling hanya perlu biaya parkir bila anda membawa kendaraan.
Aku sendiri lebih suka bersantai di Taman Kota II dari pada Taman Kota I. Kecuali lokasinya yang dekat dari rumah, juga kontur tanahnya naik-turun, persis seperti kota Magelang.







Sabtu, 13 Juli 2013

KERETA API PERTAMA KE JOGJA



           Tanggal 8 Mei 2013 adalah perjalanan pertamaku ke Jogja dengan menggunakan Kereta Api. Tapi jangan salah !!!.. ini bukan pertama kali aku naik kereta, karena sebelum nya aku pernah naik kereta ke Kebumen. Beda tipis sih, tapi setidaknya biar engga keliatan culun banget.



            Ini hanya pejalanan libuaran, jadi yang dicari adalah sensasi perjalanannya, bukan tempat liburannya. Kami sekeluarga memang jarang menggunakan transportasi Kereta Api, karena kota kelahiran saya Magelang tidak dilalui jalur Kereta Api. Jadi jika kami mudik dari Tangerang lebih mudah memakai Bus, tinggal sekali naik bus sampai deh di kampong. Bayangkan jika mudik pakai Kereta Api, naik Bus dari Tangerang ke stasiun Senen trus naik kereta ke Jogja kemudian naik bus kota ke Terminal Jogja, baru kemudian naik Bus ke Magelang. Ohh…repotnya.
Jogja_kakilima.JPGJogja_Istana Presiden.JPG            Kami bertiga pesan tiket kereta di Indomaret, kereta api kelas bisnis dari Stasiun Senen tujuan Stasiun Tugu Yogyakarta dengan harga tiket Rp. 200 000,- per orang. Padahal sehari sebelum beli tiket aku check di web PT. KAI harga tiket adalah Rp. 180 000,- per orang.  Karena aku penasaran hari berikutnya aku chek lagi di web PT. KAI, ehhh..ternyata sudah berubah menjadi Rp. 220 000,- pertiket. Apakah PT. KAI memberlakukan tarif progressive ya???....Engga susah dipikirinlah, takut nanti mengganggu suasana liburan.
            Naik taksi dari Tangerang menuju Stasiun Pasar Senen kurang lebih memerlukan waktu satu jam, berangkat jam 05.00 wib sampai stasiun  pukul 06.15 wib. Ongkos taksi Rp. 110 000,-. Kamipun langsung menuju loket. Setelah menukar struk dari Indomaret dengan Kascis asli, kami pun masuk ke ruang tunggu, Kereta sebenarnya sudah didepan mata, tapi karena tidak tahu kami dan penumpang lain hanya menunggu. Baru setelah tanya ke petugas kami tau dan masuk ke gerbong masing-masing.     
Jogja_Santai.JPGJoga_kenalan baru..JPGJogja_Shoping.JPG            Pertama masuk sih para penumpang kelihatan Ja-im, kelihatan sombong gituh... Tapi setelah kereta berjalan meninggalkan kota Jakarta, suasana jadi berubah. Kami jadi saling bertegursapa dengan penumpang dibangku belakang ataupun di bangku sebelah. Selanjutnya merekapun ngobrol.  Sudah sering banget kami betemu dengan balita dalam sebuah perjalanan. Dan selalu saja seorang balita membuat kami salah tinggkah. Awalnya ngelihatin kami terus, kemudian kami godain dia dan akhirnya mau digendong sama istriku.


Inilah perjalanan ala orang Indonesia, sebuah tradisi ketimuran yang ramah dan mau menghargai manusia disekitarnya. Rasanya tradisi ini tidak akan bertahan  lama, karena sekarang ini mulai banyak orang lebih memilih berteman dengan Gadget (hape, tablet atau mp3 player) untuk menemani perjalannya, dari pada berteman dengan manusia disekitarnya. Sebuah tradisi modern yang siap menggusur kearifan local.
 
Jogja_Pecel.JPG            Boleh dibilang kereta tepat waktu hanya 10 menit lebih lama dari waktu yang di jadwalkan, kami sudah sampai di Stasiun Tugu Yogyakarta. Jurus pertama adalah menelpon adikku. Yahh..dia memang  tinggal di Jogja lumayanlah jadi kami tidak perlu menyewa Guide, dan tentu penginapan juga…iriiit. Adikku segera datang dan kami berempat naik taksi menuju tepat tinggalnya. Argo taksi menunjukan angka 11 000 tapi kami bayar Rp. 15 000,- tanpa minta uang kembalian…hehe biar dikira Boss.
 
            Setelah beristirahat malemnya kami mulai jalan-jalan. Personil kami bertambah satu lagi yaitu sahabat kami waktu di Tangerang yang sekarang sudah pindah ke Jogja. Kami jalan dari mulai masuk Mall sampai menyusuri jalan Malioboro. Yang kami cari adalah souvenir tentang Jogja. Apa saja dari T-shirt sampai gantungan kunci, dari harga Rp. 120 000,- sampai Rp. 5 000,-, dari beli di toko sampai kakilima.  Semangat banget kami belanja, maklum harganya memang cukup murah. Coba banyangkan dengan duit Rp. 12 500,- saja kita sudah dapat t-shirt dengan semua ukuran dari S sampai XL. Kalo di Tangerang pasti harganya dua kali lipat. Rasanya capek juga berbelanja. Tpi sebelum pulang kurang pas rasanya kalo belum mengisi perut. Kamipun mampir untuk makan nasi goreng ala Magelangan. Biar kangen akan kota kelahiran terobati. Rasanya cukup enak walau Cuma masakan kaki lima.
 









 











Jumat, 05 Juli 2013

SMP Negeri 10 MAGELANG

      Syukur Alhamdulillah akhir tahun 2012 kemarin masih diberi kesempatan untuk mudik lagi, mudik yang ketiga kali dalam tahun 2012.
Mudik kali ini begitu special karena tujuan mudik kali ini adalah untuk reuni dengan teman-teman SMP. Sudah 26 tahun kami tidak bertemu, tentu saja kangen banget.

    Namanya SMP Negeri 10 Magelang . Disitu dulu aku pernah sekolah. Lokasinya tidak jauh dari rumahkuku di kampung Nambangan. Kira berjarak 1km, dulu biasa aku tempuh dengan berjalan kaki. Kali ini aku tidak jalan kaki, bukan karena manja, tapi karena aku masih capek. Soalnya baru tadi pagi aku tiba di Magelang. Jadi aku harus hemat tenaga.
Semangat untuk bertemu dengan teman-teman SMP mengalahkan rasa capek dan kantukku.




    Sampai depan sekolahan aku disambut oleh seorang panitia reuni. Ahaaa....walau lama tidak bertemu tapi aku masih mengenali temenku yang satu ini, sang ketua OSIS.
Akupun diminta untuk mengisi buku tamu. Wahh...yang jadi penerima tamunya adalah gadis-gadis tahun 80-an. Dulu mereka cantik-cantik. Sekarangpun kecantikan mereka masih ada walau tinggal sisanya...(hehehe becanda).
Serasa seperti artis saja aku ditanyain ini itu aku bingung jawabnya,  tapi aku tahu itu adalah luapan rasa kangen yang tertumpah.
     Rasanya tak sulit untuk mengenali mereka lagi, meskipun mukanya banyak berubah, tapi kelakuanya masih sama konyolnya dengan saat sekolah.
Selanjutnya kami larut dalam suasana kekeluargan seperti waktu sekolah.



    Tidak hanya melepas kangen dengan teman-teman sekolah, ternyata juga bisa melepas kangen dengan makanan waktu masih sekolah. Yaitu gethuk susur dan bakwan. Menurut informasi dari panitia Gethuk susur dan Bakwan ini dibuat oleh orang yang sama seperti waktu sekolah dulu. "Terima kasih Pak Mul... sudah memenuhi permintaanku. Gethuk susur buatanmu sungguh enak!! ". Sudah lama banget aku tidak menikmati makan ini, karena memang susah dicari penjual getuk susur, sepertinya hanya ada di SMPN 10 saja.















   Satu yang tidak mau aku lewatkan adalah keliling komplek sekolahan. sekedah untuk membuka kembali memori. Memang sudah banyak perbedaan, karena sudah banyak pembangunan disana-sini.
Tapi bangunan utama seperti kelas dan ruang guru masih terlihat seperti dulu dan itu cukup membangkitkan memoriku.










  








 
MARS SMPN 10 MAGELANG

Hai siswa SMP 10 Magelang
Siap menuntut sepanjang masa
Kita tingkatkan selalu
Maju terus pantang mundur
Yang berdasarkan pancasila

Tingkatkanlah mutu pendidikan kita
Agar mempunyai bekal dimasa depan
Untuk mencapai tujuan
Cita-cita nan mulia
Demi kemajuan negara

Reff
Menuntut meninggikan prestasi kita
Mengejar ilmu nan mulia
Maju setapak pantang mundur sejejak
Segera abadikan SMP
Bersujud kepada Tuhan Esa.
Semoga bahagia.


Terimakasih sahabat ....
Aku akan selalu ingat kalian










ALUN-ALUN MAGELANG

     Acara yang paling aku suka saat pulang kampung ke Magelang adalah jalan bareng ponakan-ponakan.
tanpa orang tua mereka.
Walau hanya sekedar naik angkot trus jalan kaki dari pasar Rejowinangun sampai Alun-alun Magelang.
     Acara itu hampir jadi ritual setiap pulang kampung.
Sampai di Alun-alun kami cuma beli makanan trus kami makan bersama dipinggir lapangan. dan tidak boleh lupa adalah foto-foto .
Ohh...indahnya kebersamaan.