<a href=http://zawa.blogsome.com>Zawa Clocks</a>

Sabtu, 13 Juli 2013

KERETA API PERTAMA KE JOGJA



           Tanggal 8 Mei 2013 adalah perjalanan pertamaku ke Jogja dengan menggunakan Kereta Api. Tapi jangan salah !!!.. ini bukan pertama kali aku naik kereta, karena sebelum nya aku pernah naik kereta ke Kebumen. Beda tipis sih, tapi setidaknya biar engga keliatan culun banget.



            Ini hanya pejalanan libuaran, jadi yang dicari adalah sensasi perjalanannya, bukan tempat liburannya. Kami sekeluarga memang jarang menggunakan transportasi Kereta Api, karena kota kelahiran saya Magelang tidak dilalui jalur Kereta Api. Jadi jika kami mudik dari Tangerang lebih mudah memakai Bus, tinggal sekali naik bus sampai deh di kampong. Bayangkan jika mudik pakai Kereta Api, naik Bus dari Tangerang ke stasiun Senen trus naik kereta ke Jogja kemudian naik bus kota ke Terminal Jogja, baru kemudian naik Bus ke Magelang. Ohh…repotnya.
Jogja_kakilima.JPGJogja_Istana Presiden.JPG            Kami bertiga pesan tiket kereta di Indomaret, kereta api kelas bisnis dari Stasiun Senen tujuan Stasiun Tugu Yogyakarta dengan harga tiket Rp. 200 000,- per orang. Padahal sehari sebelum beli tiket aku check di web PT. KAI harga tiket adalah Rp. 180 000,- per orang.  Karena aku penasaran hari berikutnya aku chek lagi di web PT. KAI, ehhh..ternyata sudah berubah menjadi Rp. 220 000,- pertiket. Apakah PT. KAI memberlakukan tarif progressive ya???....Engga susah dipikirinlah, takut nanti mengganggu suasana liburan.
            Naik taksi dari Tangerang menuju Stasiun Pasar Senen kurang lebih memerlukan waktu satu jam, berangkat jam 05.00 wib sampai stasiun  pukul 06.15 wib. Ongkos taksi Rp. 110 000,-. Kamipun langsung menuju loket. Setelah menukar struk dari Indomaret dengan Kascis asli, kami pun masuk ke ruang tunggu, Kereta sebenarnya sudah didepan mata, tapi karena tidak tahu kami dan penumpang lain hanya menunggu. Baru setelah tanya ke petugas kami tau dan masuk ke gerbong masing-masing.     
Jogja_Santai.JPGJoga_kenalan baru..JPGJogja_Shoping.JPG            Pertama masuk sih para penumpang kelihatan Ja-im, kelihatan sombong gituh... Tapi setelah kereta berjalan meninggalkan kota Jakarta, suasana jadi berubah. Kami jadi saling bertegursapa dengan penumpang dibangku belakang ataupun di bangku sebelah. Selanjutnya merekapun ngobrol.  Sudah sering banget kami betemu dengan balita dalam sebuah perjalanan. Dan selalu saja seorang balita membuat kami salah tinggkah. Awalnya ngelihatin kami terus, kemudian kami godain dia dan akhirnya mau digendong sama istriku.


Inilah perjalanan ala orang Indonesia, sebuah tradisi ketimuran yang ramah dan mau menghargai manusia disekitarnya. Rasanya tradisi ini tidak akan bertahan  lama, karena sekarang ini mulai banyak orang lebih memilih berteman dengan Gadget (hape, tablet atau mp3 player) untuk menemani perjalannya, dari pada berteman dengan manusia disekitarnya. Sebuah tradisi modern yang siap menggusur kearifan local.
 
Jogja_Pecel.JPG            Boleh dibilang kereta tepat waktu hanya 10 menit lebih lama dari waktu yang di jadwalkan, kami sudah sampai di Stasiun Tugu Yogyakarta. Jurus pertama adalah menelpon adikku. Yahh..dia memang  tinggal di Jogja lumayanlah jadi kami tidak perlu menyewa Guide, dan tentu penginapan juga…iriiit. Adikku segera datang dan kami berempat naik taksi menuju tepat tinggalnya. Argo taksi menunjukan angka 11 000 tapi kami bayar Rp. 15 000,- tanpa minta uang kembalian…hehe biar dikira Boss.
 
            Setelah beristirahat malemnya kami mulai jalan-jalan. Personil kami bertambah satu lagi yaitu sahabat kami waktu di Tangerang yang sekarang sudah pindah ke Jogja. Kami jalan dari mulai masuk Mall sampai menyusuri jalan Malioboro. Yang kami cari adalah souvenir tentang Jogja. Apa saja dari T-shirt sampai gantungan kunci, dari harga Rp. 120 000,- sampai Rp. 5 000,-, dari beli di toko sampai kakilima.  Semangat banget kami belanja, maklum harganya memang cukup murah. Coba banyangkan dengan duit Rp. 12 500,- saja kita sudah dapat t-shirt dengan semua ukuran dari S sampai XL. Kalo di Tangerang pasti harganya dua kali lipat. Rasanya capek juga berbelanja. Tpi sebelum pulang kurang pas rasanya kalo belum mengisi perut. Kamipun mampir untuk makan nasi goreng ala Magelangan. Biar kangen akan kota kelahiran terobati. Rasanya cukup enak walau Cuma masakan kaki lima.
 









 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar