<a href=http://zawa.blogsome.com>Zawa Clocks</a>

Minggu, 10 April 2016

COBAN PELANGI MALANG

Bagi orang dari luar Jawa timur pasti akan sedikit bingung jika kita menyebutkan nama tempat "Coban Pelangi". Tidak ada bayangan tempat seperti apa itu.
"Coban" dalam bahasa setempat (bahasa jawa) berarti air terjun. Atau orang jawa tengah menyebutnya "Curug".
Coban Pelangi adalah tempat wisata alam yang terkenal indah karena adanya pelangi yang terbentuk dari pembiasan sinar matahari oleh butir -butir air. Tentu saja ini dapat dinikmati bila cuaca cerah.




      Air terjun Pelangi berada di wilayah konservasi alam di bawah perlindungan perum perhutani berada di kampung Gubukklakah, Poncokusuno sekitar 32 Km dari kota Malang. Air terjun ini berada d kawasan pegunungan yang terjal dan berliku, dengan kemiringan di atas 45 derajat berada pada 8,0109° LS; 112,8607° BT; 1.299,5 m dpl.
Jika ingin mengunjungi obyek wisata ini kita mempersiapkan stamina yang prima, menginggat jalan yang harus ditempuh cukup terjal. Jaraknya tidak jauh hanya 1 Km dengan berjalan kaki. Sebagai gambaran untuk ukuran orang Indonesia dengan berat badan diatas 75 Kg akan cukup terengah-engah.

    Tak perlu  terlalu kawatir dengan medan yang cukup menguras tenaga, karena sepanjang jalan terdapat tempat istirahat yang menyediakan minuman atau makan untuk menemani saat melepas lelah.
     Air terjun mengalir dari sebuah tebing dengan ketinggian 30 M. Hempasan air ke dasar tebing menciptakan butiran air air yang melayang cukup jauh.  Jadi siapkan gadget anda untuk tahan terhadap air agar anda dapat puas bermain di Air Terjun Pelangi.

Sabtu, 06 Februari 2016

BOSO JOWO

    Lama merantau di daerah yang seharian nya memakai bahasa Indonesia dan bahasa Sunda membuat kemampuan boso Jowo ku menjadi  berkurang. Banyak kata kata yang berlahan-lahan mulai lupa tak tahu lagi arti sebenarnya.
Ketika ingin pakai sibuk cari kamus boso jowo.
    Ini sekedar untuk mengingat supaya tidak hilang sama sekali. Anggap saja seperti kamus pribadi bahasa jawa.
"A"
* Abab = Aroma dari mulut.
* Abang = warna merah.
* Abuh = Bengkak.
* Abdi = hamba atau pembantu
* Abot = Berat
* Abrit = warna merah (bahasa sopan)
* Adem = dingin.
* Adhang = Menanak nasi dengan dikukus
* Adhoh = Jauh.
* Adi = adik.
* Adol = jual.
* Adreng = bernafsu.
* Adu = tanding.
* Adus = mandi.
* Agek = sedang.
* Aja = jangan.
* Ajag = serigala.
* Ajang = tempat menaruh makanan.
* Ajar = didik
* Ajeg = tetap.
* Aji = berharga.
* Ajur = Hancur.
* Akas = Adonan kasar / kering.
* Akal = pikiran.
* Akeh = banyak .
* Aking = kering.
* Akon = suruh / menyusuh.
* Alang -alang = ilalang.
* Alas = hutan.
* Alem = pujian.
*.Ali-ali = cicin.
* Aling = tutup dengan penghalang
* Alit = kecil.
* Alon = pelan.
* Alot = liat  susah dipotong .
* Alum = layu.
* Alu = antan.
* Alus = halus.
* Amba = luas lebar.
* Ambal = ulang.
* Ambegan = bernafas.
* Ambet = bau (bahasa sopan).
* Amlas = habis tak bersisa.
* Ambleg = runtuh.
* Ambles = turun dari permukan.
* Ambruk = roboh.
* Ambu = bau.
* Ambung = ciuman
* Ambus = penciunan binatang untu mengenali sesuatu.
* Amis = anyir
* Amor = kumpul.
* Amrih = supaya.
* Amung = hanya.
* Ana = ada.
* Anda = tangga.
* Andap = bawah 
* Andhok = makan di warung.
* Angel = sulit 
* Anget = hangat.
* Anggas = rontok
* Anggep = memposisikan seolah-olah.
* Angger = asal-asalan 
* Anggit = reka, kira.
* Angsal = boleh (bahasa sopan).
* Anjlog = terjun dari ketinggian.
* Anom = muda.
* Anthuk = angguk.
* Anting = giwang.
* Antuk = mendapat sesuatu.
* Anut = ikutan.
* Anyar = baru.
* Anyel = kesal.
* Anyep = dingin lembab, hambar , anta.
* Anyes = suhu dingin.
* Apus = tipu.
* Arep = hendak, akan.
* Arip = ngantuk
* Arsa = hendak. (Bahasa sopan)
* Arum = wangi.
* Asri = indah
* Asih = sayang
* Asta = tangan.
* Asu = anjing
* Asuh = rawat , didik.
* Ati = hati
* Atos. = keras.
* Atur = memberi (bahasa sopan)
* Awak = badan
* Awet = tahan lama
* Awit = mulai 
* Awis = mahal (bahasa sopan)
* Awoh = berbuah
* Awu = abu.

* Ngampet =  menahan keinginan.
* Kepepet =  Terpaksa oleh keadaan.
* Kebelet = butuh melakukan sesuatu segera.
* Kepater =  tidak bisa bergerak.
* Kesrimpet = kaki  tersangkut sesuatu melintang.
* Keblusuk = kaki masuk lobang yang samar.
* Keblasak : salah arah menuju tempat tak enak.
* Kejengkang : jatuh terduduk kebelakang.
* Kecemplung : jatuh masuk kolam.
* Kesrimpung : kaki tersangkut hingga terhuyung-huyung.
* Kesandung : kaki menabrak benda keras.
* Mbrobol : jatuh bertebaran melalui lubang kecil.
* Tiba : jatuh
* Gigal : jatuh rontok
* Mencelat : terlempar

* Gentawil :------
* Keplarak : jatuh merosot
* Krungkeb : jatuh terngkurap
* Kepengkok :--------
* Ngglewang : jatuh karena miring.
* Nglabruk : menyerang aka unggas.
* Mlipir : berjalan menyusuri sudut atau bagian tepi
* Ketlingsut : benda kecil hilang terselip.
* Moksa : mari dan hilang bersama rasanya.
* Ngrobyok : menyerang beramai ramai.
* Nyrunthul : lari menyeberang.
* Puyeng : pusing karena berpikir
* Koleng : pusing karena mabok.
* Nggleyeng : pusing kehilangan keseimbangan
* Uyeng-uyeng : pusaran rambut.
* ngecrit : cairan sedikit  keluar meloncat.
* ngecrut : cairan sedang meloncat keluar.
* ngecrot : cairan banyak meloncat keluar
* nggeblag : jatuh telentang.
*  mrithili : benda kecil berangsur-angsur terjatuh karena terlepas.
* ngokop : minum dari wadah yang lebar.
* nyruput : minum sedikit demi sedikit.
* nyerot : menghisap.
* Ngrogoh = mengambil benda dari tempat yang sempit
* Njembeng = membuat lobang makin lebar.
* Nyethot =  nyubit dalam volume  besar
* Senthong = Kamar tidur
* Keplarak = Jatuh terpeleset
* Udag = Kejar
* Kongah = Kuat
* Nggrabis = Semacam nakal, semau mau, bikin rusuh
* Pethakilan = Semacam rusuh, ribut
* Mblerek = Cahaya meredup
* Kebeler = Tersayat (oleh bambu)
* Keperang = tersayat pisau.
* Kemlakaren = Terlalu kenyang
* Kemepyur = Renyah
* Srampang = Lempar
* Genthawilan = Bergelantung
* Mak tratab = Kaget
* Uyeg uyeg = Dipijit di bagian kepala
* Injen = Intip
Gedebog = Batang pohon pisang
* Suwung = tak ada penghuni
* Lembo = Bohong
* Semplak = Patah terbelah.
* Githir = Bergegas
* Mbrengkunung = Tak mau denger nasehat
* Mbejujag = Tak punya sopan santun
* Mbajug = lewat tanpa permisi.
* Anda = Tangga portable dari bambu
* Genter = galah atau batang bambu panjang, diameter kecil, biasa digunakan untuk mencapai sesuatu di ketinggian
* Merad = Kabur, pergi dari rumah
* Nglongob = Melihat sebentar, untuk cek
* Bethot = Mencabut dengan gaya seperti mencubit
* Tembuluk = Buah kelapa yang masih sangat muda, sebelum jadi degan, yang jatuh ke tanah
* Nggambreng = Rambut kemaluan yang sangat lebat .

Rabu, 07 Oktober 2015

JATHILAN NAMBANGAN

        Keponakanku yang masih berumur 6 tahun suka sekali nonton Jathilan atau bisa disebut Kuda lumping. Namanya "Panji". Sampai-sampai di rumahnya banyak sekali mainan asesoris Jathilan.
Jathilan Nambangan Magelang
Di kampung Nambangan ini, di tengah Kota Magelang, kesenian Jathilan memang masih terpelihara, sehingga banyak anak-anak yang menyukai kesenian ini. Mereka suka karena adanya tokoh pahlawan didalam peperangan antara baik dan jahat.
      Pentas Jathilan biasanya diawali dengan sebuah tarian dari beberapa orang yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama memerankan tokoh baik dan kelompok kedua memerankan tokoh jahat. Kisah yang diperankan biasanya mengambil cerita rakyat tanah jawa. Bisa tentang kisah Minak Jinggo, bisa tentang Ario Penangsang. Bahkan kadang bisa mengambil dari kisah Mahabarata.
     Mula-mula tarianya anggun, kemudian menjadi cepat. Dua kelompokpun kemudian betarung. Dalam pertarungan dua kelompok ini suasananya terasa menjadi mistis, karena ada beberapa penari yang tiba-tiba kesurupan. Tarianpun berubah jadi kacau karena makin banyak yang kesurupan. Situasipun makin tak terkendali ketika beberapa penonton juga menjadi kesurupan bisanya ditularkan melalui tertabrak dengan si penari tau tersemprot air kembang.

Musik pengiring Jathilan
     Istilah jathilan berasal dari bahasa jawa “jan” yang artinya “benar-benar” dan “thil-thilan” yang artinya “banyak gerak”.
Alat musik yang digunakanpun  hanya alat musik seserhana. Hanya mengambil beberapa alat musik tradisional jawa seperti kendang, kenong, gong kadang ada seruling juga.
Dahulu, tari jathilan dilakukan untuk memanggil roh kuda untuk meminta keamanan desa dan keberhasilan


Tarian  Jathilan
Tarian Jathilan

Jathilan Nambangan

Antusias penonton Jathilan Nambangan
Riasan Penari Jathilan Nambangan
Kesenian Jathilan Nambangan kota Magelang
Penonton Jathilan Nambangan
Tokoh Berkarakter Jahat dalam Jathilan

Atraksi Jathilan Nambangan

Tarian Tokoh Berkarakter Jahat dalam Jathilan







Minggu, 30 Agustus 2015

WISATA MALAM DI ALUN-ALUN MAGELANG

Water Torn salah satu Landmark Magelang
       Belum capek seharian berwisata di sekitar kota Magelang ? Atau sayang melewatkan waktu malam saat berkunjung di Magelang ?
Jika demikian, bermainlah ke Alun-alun Magelang. disini kita bisa bersantai menikmati suasana malam, bisa juga mencoba aneka permainan, atau mencari makanan untuk pengisi perut.

Melepas penat sehabis kerja di Alun-alun Magelang

Area Bermain anak muda Magelang


Bakmi Jawa Kuliner Khas Magelang
      Alun-alun kota magelang merupakan pusat dari kota Magelang. karena disinilah terdapat titik 0 km kota Magelang. Disini terdapat peninggalan bersejarah berupa Water Torn yang dibangun pada masa pemerintahan Belanda. Water Torn ini masih berfungsi sampai sekarang.  Bicara Sejarah, Kota Magelang dan Belanda, tentu masih ingat tentang pahlawan Pangeran Diponegoro.Benar sekali disinilah Pangeran Diponegoro ditangkap secara licik oleh Belanda. Untuk menghormati jasa beliau maka dibuatlah patung Pangeran Diponegoro. Dan tempat beliau ditangkap saat ini dijadikan museum.


Patung Pangeran Diponegoro di Alun-alun Magelang

Area bermain di Tengah Alun-alun Magelang.


PESONA CURUG SILAWE

      Disela-sela waktu mudik menyempatkan diri untuk berwisata alam. Tidak ingin tempat yang terlalu jauh karena cuma punya waktu sebentar. Maka terpilihlah tujuan ke Curug SILAWE. Selain karena searah dengan perjalanan kami yaitu dari Kota Magelang ke Porworejo, juga karena jarak yang cukup dekat, sekitar 40 KM.

Curug Silawe
     Untuk menuju obyek wisata Curug Silawe jalanya tidak terlalu sulit, karena kita akan dipandu oleh penunjuk arah. Mulai dari kota Magelang sudah terdapat papan penunjuk ke arah Curug Silawe
. Jarak sejauh 40 KM dari kata Magelang dapat ditempuh dalam waktu 30~45 menit. Jalan sudah dalam kodisi aspal. hanya saat memasuki desa Sutopati jalan mulai terlihat rusak.  Menjelang tanjakan menuju parkiran sepertinya habis dibeton karena masih ada tumpukan materian dipinggir jalan.
Penunjuk arak Curug Silawe

     Curug Silawe terletak di dusun Kopeng Kulon, desa Sutopati, kecamatan Kajoran, kabupaten Magelang. Curug yang berada di sebelah selatan gunung Sumbing ini memiliki tinggi 60 meter pada posisi 500 m dpl. 
Jembatan Curug Silawe
Curug ini terdiri dari dua air terjun, yang pertama berdebit air besar dan yang kedua memiliki debit air lebih kecil. dari kejauhan mirip sarang laba-laba atau dalam bahasa setempat disebut Lawe. Curug kedua disebut curug Si Gong karena karena murut warga setempat kadang terdengar bunyi Gong dari arah curug tersebut.


     Sayang sekali kami datang di musim kemarau hingga air terjunnya tidak begitu besar. Tapi ada hikmahnya karena kami jadi tahu bahwa dari air Curug Silawe dapat mengairi pertanian di bawahnya sehingga terlihat subur. Berbeda dengan kondisi ditempat lain yang sudah terlihat kering.

Pemandangan dari Curug Silawe
Pintu Masuk Tempat Wisata Curug Silawe

Jembatan Menuju Curug Si Gong

Genangan Air hempasan Curug Silawe
Curug Si Gong
     Biaya tiket masuk wisata Curug Silawe Rp. 4000 per orang dan ongkos parkir kendaraan Rp. 5000,_. Sepertinya tiket baru saja naik karena dua tahun sebelumnya saat berkunjung ke sini tiket masih Rp. 2000,_. Tidak begitu mahal, menginggat fasilitasnya sudah mulai ditingkatkan. seperti jalan masuk sudah dibeton, tangga menuju air terjun juga sudah diberi pengaman berupa besi.

Kamis, 23 Juli 2015

WISATA GOA PINDUL

       Belakangan ini sering sekali mendengar tentang obyek wisata baru di daerah Gunungkidul DIY.  Mungkin ini adalah salah satu strategi pemerintah daerah setempat untuk membuka potensi wisata daerah Gunungkidul. Wisata Gunungkidul dulu cuma ada Pantai Baron, Pantai Krakal, Pantai Kukup. Sekarang banyak sekali obyek wisata andalan Gunungkidul, antara lain PAntai Indrayanti, Curug Sri Genuk, Pegunungan Purba, Goa Pindul, dll.
PDL_20150718_114137
       Penasaran tentang Goa Pindul, hingga libur lebaran kali ini menyempatkan diri untuk mengunjunginya.     Goa Pindul adalah objek wisata berupa Goa yang terletak di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Ciri khas wisata Goa Pindul ini adalah  cara menyusuri Goa yang dilakukan dengan menaiki pelampung di atas aliran sungai bawah tanah. kegiatan ini dikenal dengan istilah cave tubing.
Jalan Menuju Lokasi Goa Pindul
      Lokasi obyek wisata Goa Pindul jauh dari jalan raya, sehingga perlu penunjuk jalan. Tidak perlu repot mencari, dari jalan raya Wonosari biasanya banyak tulisan penunjuk arah ke Goa Pindul. Arti tulisan itu adalah disitu menyediakan pemandu wisata Goa Pindul. Keuntungan mengguakan pemandu wisata adalah, kita tidak akan salah arah, kita tidak akan mendapat ganguan dari oknum yang tidak bertanggung jawab, kita mendapat tempat parkir terdekat dengan obyek wisata dan kita langsung dilayani oleh pengelola obyek wisata Goa Pindul.
Tiket menyusuri Goa Pindul sebesar Rp.35 000,- saja.

Persiapan pakai pelampung Mulai memasuki area gelap Goa Pindul Antri memasuki Goa Pindul
      Goa Pindul memiliki panjang  350 meter dengan lebar bervariasi dari 1 hingga 5 meter. Dan jarak permukaan air dengan atap Goa 4 meter. Hati-hati dibeberapa bagian terdapat stalaktit yang cukup pendek hingga dapat membentur kepala kita.  Penelusuran Goa Pindul memakan waktu kurang lebih selama setengah jam yang berakhir pada sebuah bendungan. Sepertinya bendungan ini dibuat oleh pihak pengelola agar dapat mengatur ketinggian air dalam goa. Karena air yang mengalir dari mata air Gedong Tujuh ini tidak selalu penuh disepanjang tahun.
PDL_20150718_124340 PDL_20150718_125724
     Menurut informasi dari pemandu wisata nama Goa Pindul berasal dari kata "Pipi kebendul" (pipi terbentur). Diambil dari kisah turun temurun masyarakat sekitar, Yaitu kisah perjalanan Joko Singlulung yang yang mencari ayahnya dengan meneyusuri hutan lebat, sungai, hingga ke Goa. Keindahan Goa Pidul terdiri dari goa vertikal dan goa horisontal, dihiasi dengan Stalaktit. Disalah satu bagian terdapat stalaktit kristal yang indah. Airnya yang tenang dan jernih hingga kita tetap merasa nyaman berada didalam gua, tidak merasa pengap.
Pintu keluar Goa Pindul PDL_20150718_130349

Selasa, 02 Juni 2015

KERATON RATU BOKO

     Tujuan Perjalan sebenarnya adalah ke Candi Prambanan, tapi didepan loket pembelian tiket Candi Prambanan ada penawaran yang menarik. Yaitu paket mengunjungi Kraton Ratu Boko.
Tiket masuk Candi Prambanan adalah Rp. 30 000 dan tiket masuk Kraton Ratu Boko juga Rp. 30 000 (sudah termasuk antar jemput). Tapi jika kita ambil dua-duanya maka harga tiketnya menjadi Rp. 50 000.
Setelah membeli tiket kami lansung masuk dan menuju tempat parkir mobil antar-jemput yang akan membawa kami ke Keraton Ratu Boko. Mobil jemputan berupa mini bus elf . Kondisi mobil cukup bagus dilengkapi dengan AC hinnga nyaman selama perjalanan sepanjang kurang lebih 3 KM menuju lokasi.

          Komplek Keraton Boko berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di desa Dawung dan desa Sambireja.  Pada ketinggian 197 m dpl. Tepatnya di atas bukit hingga dapat melihat pemandangan di sekitas komplek Keraton Ratu Boko. Kami kurang beruntung  karena cuaca kurang mendukung, menurut penduduk sekitar  jika cuaca cerah maka kami dapat melikat Prambanan dari kejauhan.  Situs ini menempati lahan seluas 250.000 m2. hingga cukup menguras tenaga kita jika berniat mengelilingi seluruh bangunan. 


Peta Lokasi Keraton Ratu Boko
Bebatuan dalam proses perbaikan
       Situs ini belum sepenuhnya rampung dipugar,  karena di beberapa lokasi masih ada yang dalam proses perbaikan.  Terlihat beberapa bebatuan lama yang sedang digantikan dengan yang baru. Fasilitas sudah cukup lengkap walaupun belum tersebar merata. Seperti toilet dan tempat bersantai hanya ada disekitar lobi utama. 



 


Papan Informasi Keraton Ratu Boko

Gerbang Keraton Ratu Boko
    
     Sejarah pembangunankompleks Ratu Boko dapat dilihat antara lain dari prasasti yang ditemukan di kompleks ini. Berdasarkan sumber prasasti Walaing yang berangka tahun 792 M, berisi tentang peringatan pendirian Abhayagiriwihara oleh Rakai Panangkaran.
Berdasarkan struktur bangunan dan prasasti yang ditemukan, kompleks Ratu Boko awalnya adalah sebuah wihara untuk pendeta Buddha yang bernama Abhayagiri. Selanjutnya pada tahun 856 M, kompleks tersebut difungsikan sebagai kraton oleh Rakai Walaing Pu Khumbayoni yang beragama Hindu. Oleh karena itu tidak mengherankan bila unsur agama Hindu dan Buddha tampak bercampur di bangunan ini.

    Keraton Ratu Boko dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu istana sebelah barat dan timur. Komplek  sebelah barat terdapat jalan setapak, saluran air, kolam-kolam dan fragmen gerabah.
Dan Komplek bagian timur berupa sisa istana,  candi batu putih, gapura 1 dan gapura 2, tempat pembakaran, talut, tempat penampungan air, konstruksi umpak dan dua buah batur paseban.
Di bagian timur juga terdapat pendopo, beberapa buah batur candi, miniatur candi, beberapa kolam keputren, dan dua buah batur keputren. Di sisi timur istana terdapat gua lanang (laki), gua wadon (perempuan), kolam penampungan dan tangga.
Candi Miniatur

Kolam Penampungan
    Ada yang unik pada Situs Gua Lanang dan Wadon, yaitu batuan penyusun bangunan adalah batu utuh bukan berupa potongan seperti material penyusun bangunan lain. Pada bagunan ini lebih mirip batu besar yang dipahat. Juga bangunan disekitar gua menjadi lebih mirip tebing. Keunikan juga bisa dilihat dari sedikitnya ornamen pada dinding bangunan.
Papan Informasi Gua Lanang dan Wadon

Tangga menuju Gua Lanang dan Wadon