Jathilan Nambangan Magelang |
Di kampung Nambangan ini, di tengah Kota Magelang, kesenian Jathilan memang masih terpelihara, sehingga banyak anak-anak yang menyukai kesenian ini. Mereka suka karena adanya tokoh pahlawan didalam peperangan antara baik dan jahat.
Pentas Jathilan biasanya diawali dengan sebuah tarian dari beberapa orang yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama memerankan tokoh baik dan kelompok kedua memerankan tokoh jahat. Kisah yang diperankan biasanya mengambil cerita rakyat tanah jawa. Bisa tentang kisah Minak Jinggo, bisa tentang Ario Penangsang. Bahkan kadang bisa mengambil dari kisah Mahabarata.
Mula-mula tarianya anggun, kemudian menjadi cepat. Dua kelompokpun kemudian betarung. Dalam pertarungan dua kelompok ini suasananya terasa menjadi mistis, karena ada beberapa penari yang tiba-tiba kesurupan. Tarianpun berubah jadi kacau karena makin banyak yang kesurupan. Situasipun makin tak terkendali ketika beberapa penonton juga menjadi kesurupan bisanya ditularkan melalui tertabrak dengan si penari tau tersemprot air kembang.
Musik pengiring Jathilan |
Istilah jathilan berasal dari bahasa jawa “jan” yang artinya “benar-benar” dan “thil-thilan” yang artinya “banyak gerak”.
Alat musik yang digunakanpun hanya alat musik seserhana. Hanya mengambil beberapa alat musik tradisional jawa seperti kendang, kenong, gong kadang ada seruling juga.
Dahulu, tari jathilan dilakukan untuk memanggil roh kuda untuk meminta keamanan desa dan keberhasilan
Tarian Jathilan |
Tarian Jathilan |
Jathilan Nambangan |
Antusias penonton Jathilan Nambangan |
Riasan Penari Jathilan Nambangan |
Kesenian Jathilan Nambangan kota Magelang |
Penonton Jathilan Nambangan |
Tokoh Berkarakter Jahat dalam Jathilan |
Atraksi Jathilan Nambangan |
Tarian Tokoh Berkarakter Jahat dalam Jathilan |