<a href=http://zawa.blogsome.com>Zawa Clocks</a>

Selasa, 02 Juni 2015

KERATON RATU BOKO

     Tujuan Perjalan sebenarnya adalah ke Candi Prambanan, tapi didepan loket pembelian tiket Candi Prambanan ada penawaran yang menarik. Yaitu paket mengunjungi Kraton Ratu Boko.
Tiket masuk Candi Prambanan adalah Rp. 30 000 dan tiket masuk Kraton Ratu Boko juga Rp. 30 000 (sudah termasuk antar jemput). Tapi jika kita ambil dua-duanya maka harga tiketnya menjadi Rp. 50 000.
Setelah membeli tiket kami lansung masuk dan menuju tempat parkir mobil antar-jemput yang akan membawa kami ke Keraton Ratu Boko. Mobil jemputan berupa mini bus elf . Kondisi mobil cukup bagus dilengkapi dengan AC hinnga nyaman selama perjalanan sepanjang kurang lebih 3 KM menuju lokasi.

          Komplek Keraton Boko berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di desa Dawung dan desa Sambireja.  Pada ketinggian 197 m dpl. Tepatnya di atas bukit hingga dapat melihat pemandangan di sekitas komplek Keraton Ratu Boko. Kami kurang beruntung  karena cuaca kurang mendukung, menurut penduduk sekitar  jika cuaca cerah maka kami dapat melikat Prambanan dari kejauhan.  Situs ini menempati lahan seluas 250.000 m2. hingga cukup menguras tenaga kita jika berniat mengelilingi seluruh bangunan. 


Peta Lokasi Keraton Ratu Boko
Bebatuan dalam proses perbaikan
       Situs ini belum sepenuhnya rampung dipugar,  karena di beberapa lokasi masih ada yang dalam proses perbaikan.  Terlihat beberapa bebatuan lama yang sedang digantikan dengan yang baru. Fasilitas sudah cukup lengkap walaupun belum tersebar merata. Seperti toilet dan tempat bersantai hanya ada disekitar lobi utama. 



 


Papan Informasi Keraton Ratu Boko

Gerbang Keraton Ratu Boko
    
     Sejarah pembangunankompleks Ratu Boko dapat dilihat antara lain dari prasasti yang ditemukan di kompleks ini. Berdasarkan sumber prasasti Walaing yang berangka tahun 792 M, berisi tentang peringatan pendirian Abhayagiriwihara oleh Rakai Panangkaran.
Berdasarkan struktur bangunan dan prasasti yang ditemukan, kompleks Ratu Boko awalnya adalah sebuah wihara untuk pendeta Buddha yang bernama Abhayagiri. Selanjutnya pada tahun 856 M, kompleks tersebut difungsikan sebagai kraton oleh Rakai Walaing Pu Khumbayoni yang beragama Hindu. Oleh karena itu tidak mengherankan bila unsur agama Hindu dan Buddha tampak bercampur di bangunan ini.

    Keraton Ratu Boko dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu istana sebelah barat dan timur. Komplek  sebelah barat terdapat jalan setapak, saluran air, kolam-kolam dan fragmen gerabah.
Dan Komplek bagian timur berupa sisa istana,  candi batu putih, gapura 1 dan gapura 2, tempat pembakaran, talut, tempat penampungan air, konstruksi umpak dan dua buah batur paseban.
Di bagian timur juga terdapat pendopo, beberapa buah batur candi, miniatur candi, beberapa kolam keputren, dan dua buah batur keputren. Di sisi timur istana terdapat gua lanang (laki), gua wadon (perempuan), kolam penampungan dan tangga.
Candi Miniatur

Kolam Penampungan
    Ada yang unik pada Situs Gua Lanang dan Wadon, yaitu batuan penyusun bangunan adalah batu utuh bukan berupa potongan seperti material penyusun bangunan lain. Pada bagunan ini lebih mirip batu besar yang dipahat. Juga bangunan disekitar gua menjadi lebih mirip tebing. Keunikan juga bisa dilihat dari sedikitnya ornamen pada dinding bangunan.
Papan Informasi Gua Lanang dan Wadon

Tangga menuju Gua Lanang dan Wadon