<a href=http://zawa.blogsome.com>Zawa Clocks</a>

Sabtu, 21 Maret 2015

KAWAH SIKIDANG

     Seperti kawah pada umumnya tentu saja dipenuhi dengan aroma belerang. Memang tidak sedap, tetapi disini aromanya tak terlalu nenyengat seperti di Gunung Tangkuban Perahu atau  Kawah Putih Ciwidei.
   Yang unik dari obyek wisata ini adalah kita dapat begitu dekat dengan kawah, bahkan kita dapat memasak telor rebus. Dengan cara memasukkan telor ke dalam kawah .
Gerbang Kawah Sikidang

Kawah Sikidang


Kawah Sikidang dikelilingi Perbukitan
 

Area Wisata Kawah Sikidang
Kawah Sikidang diberi pagar
Tenaga Uap Kawah Sikidang


Menurut legenda kawah sikidang berasal dari sumur yang dibuat oleh seorang pangeran yang bernama Kidang Garungan. Sang pangeran ditimbun oleh calon istrinya karena berwajah buruk menyerupai kijang. Sehingga air dalam kawah selalu bergejolak. 



Jumat, 20 Maret 2015

WISATA CANDI ARJUNA

CANDI ARJUNA
   Salah satu obyek wisata Dieng adalah keberadaan beberapa candi. Salah satunya adalah candi Arjuna. Biasa disebut Komplek Candi Arjuna, karena disini memang terdiri dari beberapa candi.
Komplek Candi Arjuna

Pertama kali sampai di lokasi obyek wisata Candi Arjuna sempat dibikin bingung. Dimana candinya? Mungkin kami masih membayangkan seperti candi Prambanan atau candi Borobudur yang menjulang megah.
Ternyata candi Arjuna berada dibawah, lebih tepatnya berada di lembah, hingga kami tidak bisa melihatnya.

Lokasi Candi Arjuna Di lembah

     Di lokasi obyek wisata candi Arjuna ada tempat yang dapat dikunjungi,  yaitu komplek Candi Arjuna, komplek Candi Setiaki dan telaga Balekambang. Kami hanya sempat mengunjungi Candi Arjuna dan Candi Setiaki. Telaga Balekambang tidak sempat kami kunjungi karena hari sudah mulai gelap.
     Selain kita bisa menikmati keondahan Candi Arjuna, kita juga bisa berfoto dengan tokoh Hanoman dan Teletabis. Tentu saja kita harus menyediakan uang untuk para aktor tersebut. Tidak mahal, dengan uang Rp.10.000,- kita berfoto dengan tiga posisi.
Foto bersama Hanoman




Candi Setiaki di sebelah Candi Arjuna

     Jangan lupa berkunjung ke Candi Setiaki, tempatnya tidak jauh dengan Candi Arjuna. Hanya beberapa meter disebelah candi Arjuna.

Rabu, 18 Maret 2015

TELAGA WARNA / TLOGO WARNO DIENG

  Dalam bahasa setempat biasa disebut "Tlogo Warno", jika dalam bahasa Indonesia orang lebih sering menyebut "Telaga Warna". Itulah salah satu nama telaga di daerah Dieng. Obyek wisata  Telaga Warna sesungguhnya terdiri dari 2 telaga, yaitu Telaga Warna dan Telaga Pengilon. Tapi kami baru sempat mengelilingi telaga Warna saja. Ini karena keterbatasan waktu kami.

Tlogo Warno / Telaga Warna Dieng
Pemisah antara Telaga Warna & Pengilon

Tepian Telaga Warna


Menggunjungi Telaga Warna ternyata tidak cuma melihat pemandangan berupa telaga. Tetapi disini banyak peninggalan situs bersejarah.
Daftar situs Telaga Warna wajib dikunjungi

Peta obyek Wisata Telaga Warna & Pengilon

Penunjuk Arah Situs Telaga Warna

Di Telaga Warna kami cuma sempat mengunjungi Batu Tulis , Goa Jaran dan Goua Pengantin

Batu Tulis

Gua Pengantin

Gua Jaran

Senin, 16 Maret 2015

JALAN-JALAN KE DIENG

      Akhirnya kesampaian juga kami jalan ke Dieng plateu. Di akhir tahun ini, tepatnya tanggal 25 Desember kami 12 orang berangkat ke Dieng.
Sebenarnya kami sudah cukup lama merencanakan perjalanan ini.  Bahkan kami menabung selama 6 bulan. Itu semua kami lakukan karena kami tak ingin kejadian tahun lalu terulang lagi. Pengalaman tahun 2013 lalu  kami gagal berangkat karena kehabisan tiket kereta api.
    Pada awalnya ide jalan-jalan ini adalah karena kami berempat yang merupakan satu team ditempat kerja ingin jalan-jalan ke tempat yang agak jauh, kami merasa bosan bila setiap liburan paling pilihanya cuma Puncak Bogor, Bandung atau Anyer.
Tujuan awal kami adalah ke Jogja, tapi karna diantara kami sudah ada beberapa orang yang sudah pernah ke Jogja maka saya bikin variasi dengan menambah tujuan lain, yaitu ke Dieng. Agar tidak bosan.
Mendengar kami akan ke Dieng, banyak teman dari tim lain yang tertarik untuk.
       Dari rencana semula hanya empat orang, kini menjadi 9 orang.
Sayapun segera menyusun rencana anggaran.
Estimasi awal kami patok memerlukan dana Rp. 600 ribu per orang yang bisa kumpulkan selama 6 bulan. 3 bulan pertama uang yang terkumpul digunakan untuk beli tiket kereta api ekonomi dan booking sewa mobil selama disana.
Rencana kami adalah berangkat dari stasiun Pasar Senen Jakarta dengan tujuan stasiun Kuthoarjo. Lalu kami lanjutkan ke Magelang menggunakan bus umum. Di Magelang kami bergabung dengan tim Magelang untuk berangkat menuju Dieng keesokan harinya dengan bus sewaan. Menginap lagi di Magelang dan keesokan harinya ke Borobudur menggunakan kendaraan Elf. Lalu menuju Jogja dan pulang dengan kereta dari stasiun lempuyangan.
      Semua berjalan sesuai rencana. Pesan tiket kereta api di H-90 kami dapat dengan harga pergi-pulang Rp. 95 ribu. Estimasi kami adalah Rp. 110 ribu ( @ Rp.55.000 ). Ada sedikit masalah hingga harus meleset dari rencana awal, karena sudah kehabisan tiket kereta yang tanggal 24 Desember malam. Jadi kami gunakan rencana kedua yaitu pesan yang berangkat tgl 25 Desember pagi. 
H-60 booking tempat menginap Rp 300 ribu dan sewa Bus ke Dieng (30 seat) Rp.1.8 jt (dibagi dua dgn tim Magelang @Rp. 900 ribu). Serta sewa mobil Elf (14seat) Rp.750 Ribu.
     Pada H-1 malam kami berkumpul di Rumah Makan Saung Jati BSD untuk berangkat bersama ke Stasiun Pasar Senen pada jam 3 pagi.
Perjalanan lancar sesuai rencana. Oiya rombongan kami bertambah menjadi 12 orang karena ada yang berangkat membawa keluarga.
Kereta berangkat tepat waktu, yaitu jam 05.30 dan sampai Kuthoarjo jam 15.15. Kami sempatkan istirahat sejenak untuk sholat dan bersih-bersih diri.

Tempat makan yang terjangkau

Kawah Sikidang

Numpang Eksis di Magelang


Candi Setiaki 

Untuk urusan makan sengaja kami memilih keluar dari area stasiun untuk mendapat harga yang miring. Ternyata benar saja di warung makan seberang stasiun mereka bisa makan sepuasnya dengan harga tidak lebih dari Rp. 15 ribu.
Perjalan kami lanjutkan dengan berjalan kaki. Sekitar 500 meter dari stasiun ada halte bus yang menuju Magelang. Beberapa saat kami menunggu bus. Alhamdulillah busnya tidak terlalu padat, hingga kami semuanya dapat tempat duduk. Ongkos bus Kutoarjo-Magelang  Rp. 15 ribu per orang. Jam 17.30 kami sampai di terminal Magelang. Sempat Narsis sebentar dengan berfoto di depan terminal Magelang. Kami tinggal naik angkot sekitar 10 menit menuju tempat menginap.
Di Magelang melunasi biaya pesan konsumsi tour ke Dieng. Rp.150 ribu untuk 12 orang. Seperti tidak ingin melewatkan moment bermalam di Magelang, malamnya kami berencana jalan-jalan ke alun-alun Magelang. Tapi gagal karena hujan hingga susah cari kendaraan umum. Dan hanya empat orang yang akhirnya berangkat ke alun-alun menggunakan sepeda motor.
Jam 07.00 kami kami 30 orang berangkat menuju Dieng menggunakan mikro bus. Sepanjang jalan kami dihibur dengan pemandangan yang menyejukan mata. Kami seperti menuju titik tengah antara Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Memasuki kota Wonosobo didominasi oleh jalanan menanjak.Menjelang Dieng pemandangan makin menakjubkan, karena  seolah-olah bus menyusuri tebing. 
Masuk Area Dieng Plateu bayar peron Rp. 2.000 per orang.  Sampai di kawasan wisata kami harus bayar Rp. 8.000 per orang. Waktu menunjukan jam 11.30, dan kami harus melaksanakan sholat jumat dahulu.
     Selesai sholat kami langsung masuk lokasi obyek wisata Telaga warna. Dikenakan tiket masuk lokasi Rp.7.000 per orang. Karena waktu kami sempit maka kami hanya sempat mengitari Telaga Warna saja. Telaga pengilon tidak sempat kami kunjungi.

    Kami meneruskan perjalanan lagi, yaitu menuju obyek wisata Kawah Sikidang.
Masuk area wisata ini dikenakan tiket masuk Rp.10.000  per orang. Berlaku untuk dua obyek wisata sekaligus. Yaitu ditambah obyek wisata Candi Arjuna .
Di Obyek wisata Kawah Sikidang kami istirahat makan siang. lalu kami lanjutkan mengelilingi kawah.
     Puas berfoto-foto di Kawah Sikidang kemudian kami lanjutkan perjalanan ke Candi Arjuna. 
Melihat teman-teman asik berfoto di Candi Arjuna, aku merasa berjalan ini perjalanan ini bisa dibilang sukses.
Kami meninggalkan komplek Candi Arjuna sekitar pukul 17.30 untuk balik ke Magelang.

Sholat Jum'at di Masjid Dieng Plateu
Telaga Warna Dieng
Tepian Telaga Warna Dieng

Halaman Candi Arjuna


     Sesuai jadwal pagi hari tanggal 27 Desember jam 07.00 pagi saya jemput teman temanku di penginapan, untuk melanjutkan perjalanan ke Borobudur dan Jogja.
Ternyata teman-temanku pada belum siap. Ada yang belum mandi ada yang sedang pergi mencari sarapan. Padahal mobil elf sewaan kami susah menunggu. Apa boleh buat, terpaksa jadwal molor hampir 1 jam. Rombongan kami kali ini hanya 12 orang.
Sampai di Borobudur sekitar jam 08.30. Tak disangka kami bertemu teman satu kerjaan dari Tangerang saat membeli tiket. 
Tiket masuk Borobudur Rp. 25.000. Ada yang beda dengan tiket Borobudur, ternyata Borobudur juga sudah menggunakan e-ticket seperti tiket kereta KRL di Jakarta.
Masuk area Candi Borobudur kami disambut dengan hujan. Kami pun menyebar mencari tempat berlindung. Disini kami terpisah menjadi empat kelompok. Ketika hujan reda, aku menuju candi Borobudur. Kali ini aku sedang tak ingin naik ke puncak candi. Jadi saya berdua hanya mengelilingi pelataran candi sambil berfoto-foto. Waktu menunjukan pukul 10.00, saya segera kirim pesan kesemua anggota rombongan agar segera turun karena perjalan akan dilanjutkan ke Malioboro. Ternyata mereka belum sampai puncak Borobudur, dan minta waktu menuju puncak.
Yaah...molor lagi deh. Tapi engga apa-apa asal mereka semua senang.
   Jam 11.30 kami meninggalkan Candi Borobudur. Memasuki kota Sleman kami disambut dengan macet. Lama kami terjebak kemacetan Jogja. Sampai di Malioboro jam 14
00. Malioboro padet banget hingga kami sulit mencari parkiran. Setengah jam tidak dapat parkira, kami memutuskan langsung menuju Stasiun Lempuyangan, tempat akan naik kereta api untuk kami kembali ke Tangerang. Dan kami harus melupakan Malioboro. Ini adalah konsekwensi kami karena molor lebih 2 jam dari jadwal.
Dan kam harus berkata " Sampai jumpa Malioboro, kami akan kembali lagi dilain waktu"
Ke Candi Borobudur